Kamis, 27 Mei 2010
Jejak Sejarah Jalur Kereta Api di Rawagede Karawang
Rawamerta (KarIn) – Sebagian besar jalur kereta api yang dibangun Belanda di Karawang musnah tertelan jaman. Dari beberapa puing-puing peninggalan jalur kereta api tempo dulu ini, salah satunya bisa dilihat pada jalur kereta api antara Karawang – Rengadengklok yang ada di Rawagede, Kec. Rawamerta. Walaupun tidak utuh, setidaknya dari peninggalan ini kita bisa mempelajari dan melihat seperti apa masa keemasan jalur kereta api di Karawang dahulu kala.
Peninggalan di Rawagede ini adalah berupa bekas stasiun dan rel kereta api yang puing rerentuhannya masih bisa kita lihat. Walaupun secara fisik sudah tidak ada lagi, tetapi penduduk Rawagede dan sekitarnya masih menyebut daerah tersebut “Sepur.” Ada juga jembatan penyeberangan dari Tegal Sawah ke Rawaleutik juga masih aktif dan dipergunakan untuk transportasi khususnya roda 2 sampai dengan saat ini.
Adapun jembatan kereta api yang ada di Rawagede (orang Rawagede menyebutnya Sasak Kareta) yang melintasi ‘walungan’ (sungai) sudah sejak lama tidak difungsikan lagi, karena medannya yang curam dan sering menimbulkan kecelakaan. Fondasi jembatan ini masih tampak berdiri kokoh dengan ciri bangunan khas made in Belanda.
Yang paling kelihatan diantaranya yang lain adalah “Sasak Bodas” yaitu jembatan kereta yang berada di Kobak Karim Desa Kalangsurya (Kalangsari). Jembatan ini masih berdiri kokoh melintasi sungai/irigasi dan selalu di cat dengan warna perak keputih-putihan. Karena warnanya yang putih ini kemudian warga menyebutnya Sasak Bodas (sasak putih). Sampai saat ini, jembatan ini masih difungsikan oleh masyarakat sekitar untuk jalan kendaraan roda 2 maupun roda 4.
Sedangkan bekas jalur kereta api sekarang sudah beralih fungsi menjadi sawah dan perumahan penduduk mulai dari Tegal Sawah hingga Kalangsari. Penduduk setempat menyebut perkampungan tersebut ‘Babakan Ngantay’ karena memang formasinya beriringan persis seperti kereta. Rumah-rumah yang dibangun pada lahan tersebut, banyak yang sudah permanen walaupun kepemilikan tanah tersebut masih milik PT KAI.
Secara kasat mata, orang tidak akan percaya kalau jaman dahulu di daerah Rawagede ada jalur kereta dari Karawang ke Rengasdengklok apalagi bagi pendatang.
Banyak cerita yang menarik tentang segala macam yang terjadi di Kereta api tersebut seperti yang dituturkan oleh Hj Aan, “Dulu mah ke Dengklok atau ke Karawang itu hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki atau naik kereta api saja. Hanya orang-orang yang benar-benar kaya saja pada saat itu yang mempunyai mobil atau motor. Masyarakat Rawagede yang berpergian dengan kereta, rata-rata nggak pernah bayar, sehingga kalau ditagih karcis oleh kondektur hanya cengengesan aja. Untung kondekturnya baik, paling-paling hanya dicubit,’ cerita Hj Aan.
“Malah saking seringnya bulak-balik menggunakan kereta entah ke Karawang ataupun ke Dengklok, banyak muda-mudi pada waktu itu yang menemukan jodohnya di kereta hingga berlanjut ke pelaminan,” lanjut Hj Aan sambil matanya menerawang seakan menjemput kembali kenangan masa lalunya.
Itulah sisa peninggalan jalur kereta api lama (tempo dulu) di Karawang beserta ceritanya. Untuk Anda yang khususnya melewati ataupun memang sengaja berkunjung ke Rawagede, selain mengunjungi Monumen Rawagede dan Petilasan Jaka Tingkir, Anda juga bisa bernostalgia “Napak Tilas Kereta Api Rawagede” dengan cara menyusuri rute atau jalur kereta api tempo dulu ini. Mulai dari ‘Sepur (Rawagede), Sasak Kareta, Babakan Ngantay, Jembatan Rawaleutik,Tegalsawah atau rute yang lain Sepur (Rawagede), Sasak Kareta, Babakan Ngantay, Sasak Bodas di Kobakarim, Kalangsari.’
Selain dapat mempelajari sekaligus menyimak puing-puing peninggalan jalur kereta, Anda juga akan menemukan suasana desa yang lain apalagi pada saat musim panen atau padi baru di tanam. Yang perlu diingat, untuk menyusuri rute diatas Anda hanya bisa melaluinya dengan kendaraan roda 2, mengingat jalan disana yang kecil.
Menurut informasi terakhir, apabila ingin bernostalgia untuk melihat kereta api yang dahulu digunakan beserta relnya, Anda bisa melihatnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kereta api tersebut kini digunakan berkeliling wahana yang ada di TMII.
Sumber : http://www.karawanginfo.com/?p=7544
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Trimksh atas tulisan nya...
BalasHapus