Setelah satu minggu praktek, si tabib tetap sepi pasien, namun si sinshe mulai kebanjiran pasien. Si tabib putar otak untuk melawan si sinshe.
Maka si tabib mengeluarkan jurus dengan memasang pengumuman di depan ruang prakteknya: “Jika Tidak Sembuh Uang Kembali Tiga Kali Lipat”
Taktik itu manjur, pasien lalu berdatangan ke si tabib. Giliran si sinshe sewot lalu mencari akal. “Haiyaaa, lumayan kalo owe purak-purak sakit dan tidak sembuh dapat uang lha…” (baca dengan logat cina ya). Lalu ia mendatangi si tabib.
Si Sinshe: “Haiyaaa, tolong owe. Owe punya sakit mati rasa. Owe tidak bisa lagi rasain rasa setiap makanan yang owe telan, haiyaa…”
Si Tabib: “Ana fikir itu gamfang ana sembuhkan.”
Lalu si tabib memanggil asistennya.
Si Tabib: “Hasaaannnn, cefat ente bawa kesini obat nomor 14.”
Secepat mungkin si asisten yang bernama Hasan membawa obat nomor 14 dan oleh si tabib diberikan kepada si sinshe. Dan si sinshe langsung menguyah sebelum menelan obat nomor 14 tersebut.
Si Sinshe: “Haiyaaa, ini bukan obat lhaaa, tapi ini tai ayam.”
Si Tabib: “Ente betul. Itu tai ayam. Berarti ente sudah sembuh dan tidak mati rasa lagi.”
Si sinshe pulang dengan kesal karena kalah akal. Lalu ia kembali memutar otak berpikir mencari akal untuk mengalahkan si tabib dan sekaligus dapat uang si tabib. Maka kali ini si sinse kembali pura-pura sakit lupa yang sangat kronis.
Si Sinshe: “Haiyaaaa tabib, owe sakit lupa parah sekali. Owe lupa semua peristiwa dan memori owe. Haiyaaa, tolong owe.”
Si Tabib: “Gamfang. Ana fasti tolong ente dan ente fasti sembuh. Obat ana mujarab sekali.”
Lalu seperti biasa si sinse memanggil si Hasan sang asisten.
Si Tabib: “Hasaaaaan, cefat ente bawa kemari obat nomor 14.”
Si Sinshe: “Haiyaaaa, owe tidak mau lagi makan tai ayaaaam. Haiyaaaaa… Owe tidak mau…”
Si Tabib: “Alhamdulillah, berarti ente sudah sembuh. Daya ingat ente ternyata sudah kembali.”
Sumber : GOKIL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar